aletlora.com
Doa adalah percakapan dengan Tuhan dan kesediaan untuk meng'amini' kehendak-Nya. Tetaplah 'bicara' dan setialah 'mendengar'. Itulah DOA.

View : 213 kali


Catatan Refleksi
Sabtu, 24 Desember 2022
zakharia 9:9-10
DAMAI YANG DIRAYAKAN SEMESTA
Pdt. Alex Letlora

DAMAI YANG DIRAYAKAN SEMESTA

Sahabat-sahabat yang Tuhan Yesus kasihi,

Peristiwa Natal dapat menjadi sebuah masalah ketika Natal ditinjau dari sudut pandang yang berlaku umum sehingga dapat menisbikan makna. Natal lalu dimaknai terbatas pada ucapan tanpa makna dan hanya terbatas pernyataan yang tidak menukik pada inti dari natal itu sendiri. Natal dapat menjadi masalah ketika cara pandang terhadapnya hanya sebatas selebrasi yang kering makna.

Maka Natal mendapat perspektif yang otentik yakni bagaimana peristiwa dulu menjadi actual pada masa kini. Jika Natal dapat menjadi masalah maka seharusnya Natal dihayati sebagai masa Allah, masa dimana Allah bertindak dalam sejarah manusia dan terus demikian. Natal dapat menjadi pemicu masalah ketika pijakannya hanya bersifat temporer tetapi dapat menjadi masa Allah ketika didasarkan pada iman yang actual.

Narasi yang dikemukakan dalam bacaan kita menunjukkan bahwa kehadiran seorang Raja Mesias bisa menjadi masalah ketika dipahami dengan dangkal. Raja yang hadir dengan seekor keledai adalah raja yang tidak popular dan hanya menjadi batu sandungan. Kehadiran seorang Raja dengan mengendarai keledai beban yang muda adalah sebuah pernyataan yang menjungkirbalikan nalar. Raja seperti ini tentu gambaran Raja yang lemah yang tidak paham realitas hidup yang keras dan menantang. Raja seperti ini hanya menimbulkan frustrasi bagi umat dan dianggap lemah terhadap keadaan yang menyesakkan. Benarkah demikian?

Nabi Zakharia justru mengemukakan gagasan orisinil tentang bagaimana Allah bertindak. Natal bukalah masalah sebaliknya adalah masa Allah menyatakan tindakan-Nya. Allah tidak hadir selaras dengan cara pandang manusia sebagai raja sebaliknya Ia menunjukkan karya yang berseberangan dengan gaya manusia. Allah menunjukkan bahwa Raja Mesias adalah Mediator Agung yang justru meneruskan karya damai sejahtera-Nya kepada rakyat.

Raja itu mengambil segala tanggungjawab atas kehidupan umat yang tersandera oleh ketidakberdayaan. Di ayat 9 sang Raja mendemontrasikan gagasan pengharapan yang seolah mustahil tapi dapat dipastikan kualitas tindakan-Nya. Kontras yang ditampilkan pada ayat 10 menunjukkan bahwa sekalipun terlihat lemah tetapi justru kuasa-Nya yang besar mampu melenyapkan kuasa-kuasa yang diyakini memberi jaminan. Damai yang dinyatakan-Nya bukanlah damai yang tak memiliki kuasa sebaliknya dibalik damai ada kuasa yang mampu melenyapkan segala unsur-unsur kejahatan.

Sahabat-sahabat yang Tuhan Yesus kasihi,
Melalui pemahaman yang demikian maka kehadiran kita dengan luka-luka selama tahun 2022 mengalami pemulihan. Natal adalah kisah yang kuat tentang berkuasa-Nya Allah mengangkat setiap masalah manusia menjadi masa Allah. Natal tidak lagi hadir dengan berita yang menimbulkan rasa frustrasi sebaliknya Natal hadir sebagai masa Allah menyatakan kuasa-Nya yang tidak terbatas. Kuasa-Nya yang menyentak setiap orang percaya untuk turut berada dalam barisan umat keselamatan. Janji-Nya tidak pernah kadaluwarsa tetapi selalu menghadirkan damai sejahtera yang tidak dapat diberikan oleh dunia (Yoh.14:27).

Kita tidak menyambut Natal hanya dengan tenggelam dalam deretan angka bermasalah tetapi memahami Natal sebagai masa Allah. Kita bersukacita bukan atas peristiwa Natal tetapi memahaminya sebagai tindakan Allah yang menyatakan damai sejahtera-Nya di panggung kehidupan kita semua.

Selamat menyongsong Natal selamat mengalami damai sejahtera di masa Allah yang berlangsung di panggung kehidupan kita.

Maju terus bersama Tuhan Yesus sebab dalam persekutuan dengan-Nya jerih Lelah kita tidak sia-sia. Amin.



Pdt. Alexius Letlora D.Th
Pendeta di GPIB Jemaat “Maranatha” Surabaya




Arsip Catatan Refleksi:

Selasa, 21 Februari 2023
SUAMI-ISTRI ANTARA BUKIT ZAITUN HINGGA MARANATHA

Sabtu, 04 Juni 2022
GARAM DAN TERANG DALAM PERSPEKTIF BULAN PELKES

Jumat, 31 Desember 2021
PIKIRAN ARIF DIAKHIR TAHUN

Rabu, 07 Juli 2021
KELUARGA, HARGANAS DAN PIALA EROPA

Rabu, 22 April 2020
NYANYIAN MUSA NYANYIAN KEHIDUPAN

Rabu, 13 Nopember 2019
HIDUP SEBAGAI TANDA KESAKSIAN

Selasa, 29 Oktober 2019
TOLSTOY DAN GPIB TENTANG CINTA (Renungan HUT GPIB Ke-71 31Okt 1948 - 31 Okt 2019)

Jumat, 06 September 2019
WARISAN UNTUK ANAK-ANAK KITA

Minggu, 23 Juni 2019
KELUARGA YANG BIJAKSANA

Sabtu, 05 Januari 2019
WAKTUNYA TAMPIL DI MUKA UMUM

Arsip Catatan Refleksi..

Mengenai Saya:

Pdt. Alexius Letlora D.Th

Saya adalah Pendeta di GPIB Jemaat “Maranatha” Surabaya.

Telah Melayani selama 33 tahun sejak desa Baras (Sulawesi Barat). Istri Conny Alma Letlora - Sumual, menjadi pendamping yang turut terlibat mendorong saya untuk semakin bertumbuh dalam pelayanan.
Kami diberkati 32 tahun yang lalu dan dikaruniakan anak-anak,  Linkan, Kezia dan Andrew sebagai anugerah Tuhan kepada kami. Kami sekeluarga bersyukur untuk semua kebaikan Tuhan dalam hidup kami.

MAJU TERUS BERSAMA YESUS SEBAB DALAM PERSEKUTUAN DENGAN-NYA JERI LELAH KITA TIDAK PERNAH SIA-SIA.
Popular:


GEREJA YANG MELAYANI DAN BERSAKSI - DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN JEMAAT
KEKUATAN KELUARGA YANG BERSYUKUR
HIDUP BERPENGHARAPAN DI TENGAH MASA SULIT
SEPATU YANG BERLUBANG
MAKNA KEMATIAN YESUS (Jumat Agung)
KONFLIK DALAM KELUARGA KRISTEN
TUJUAN KETERPILIHAN MANUSIA


Sub Kategori Catatan Refleksi:
Last Searches:

Kategori Utama: Artikel (51), Catatan Refleksi (83), Download Materi (2), Khotbah (236), Photo Keluarga (41)