Baru-baru ini ada peristiwa besar di Jakarta. Mc Donald"s Sarinah Thamrin tutup setelah sekian puluh tahun hadir 24 jam sehari. Mc Donald"s Thamrin adalah tempat yang terkenal bukan karena hamburgernya. Kalau soal hamburger ada banyak yang bisa bikin hamburger lebih enak dari Mc Donald"s (begitu kata si sontoloyo).

Tapi itu tadi yang mengherankan saya kenapa ada banyak orang sedih dengan peristiwa tutupnya Mc Donald"s pasti ada sesuatu yang lain. Dan yang lain itu bukan hamburgernya seperti kata saya tadi, yang lain itu adalah Family Value. Ya Family Value sebab Mc Donald"s tidak menjual hamburger tapi Family Value. Disana ada tempat bermain anak-anak, di sana ada beragam cita rasa, rendang dan lain-lain semuanya bermuara pada keluarga.

Disisi lain Mc Donald"s juga punya nilai Property Bussines. Suatu area yang ada Mc Donald"s pasti area itu akan ramai oleh tenant yang lain. Ada Rumah Makan Padang Pagi-Sore, ada indomaret dan sebagainya. Area itu menjadi ramai dan semua perputaran uang berlangsung secara sehat artinya setiap orang bisa memilih rumah makan mana yang diminati. Jadi pertama ada Family Value dan kedua Bussines Value.

Saya tidak membahas bisnis, saya sedang melihat core bussines apa yang sedang dimainkan oleh Mc D dengan kelebihannya. Lalu saya bertanya balik, core bussines gereja apa ya? agar supaya kehadirannya dirindukan bukan karena urusan yang ritual saja tetapi nilai apa yang sedang di share oleh gereja?
Menurut saya Seharusnya nilai keluarga, ya Nilai Keluarga sebab gereja tanpa nilai-nilai keluarga adalah bussines as usual yang hanya bicara soal profit dan bukan soal value. Gereja bisa hadir dan memungkinkan nilai property bussines di sekitar semakin tinggi karena bisa saja gereja belajar dari Mc D bukan belajar bikin hamburger yang sesaat manfaatnya, bukan, tetapi belajar bahwa gereja tidak bisa terlepas dari akarnya pada konteks. Maka konten dan konteks yang benar adalah kebenaran yang hakiki. Selamat Hari Pentakosta